Berbagi pengetahuan antara alumni dengan adik-adik kelasnya yang masih berstatus mahasiswa telah dilakukan oleh Ilumet (Ikatan Alumni Metalurgi dan Material) Universitas Indonesia pada tanggal 12 September 2018 di ruang K-301, Fakultas Teknik UI, Depok. Acara sharing session yang dikemas dalam bentuk seminar kecil yang dihadiri sekitar seratus orang mahasiswa teknik metalurgi dan material angkatan 2016 dan 2017, dibuka oleh ketua Ilumet, Nanang, alumni angkatan 1996 yang kemudian dilanjutkan sambutan dari kepala Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Prof. Dr. Ir. Akhmad Herman Yuwono, M.Phil.Eng.
Seminar yang bertemakan pengecoran aluminium dalam industri otomotif dibawakan dengan singkat dan padat oleh 3 orang pembicara antara lain Edy Sulistiyono dari PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Agusanto Mulyawan dari PT. Honda Prospect Motor (HPM) dan Ricky Haridho M. W dari PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang semuanya adalah alumni metalurgi angkatan 1996 dan menjabat posisi manager. Semua presenter menjelaskan profil perusahaannya terlebih dulu sebelum menguraikan apakah itu yang dimaksud dengan pengecoran aluminium.
Sharing session berjalan dengan mulus dan lancar karena dipandu dengan cukup apik oleh moderator, Rachmat Indra Anwar, alumni angkatan 1989 yang bekerja di grup perusahaan Infinity. Transfer pengetahuan antara senior dan junior berlangsung cair dan mengalir. Hal ini terlihat dari quiz yang dijawab mahasiswa dengan benar dan terlontarnya pertanyaan-pertanyaan kritis seputar teknologi pengecoran.
Ricky Haridho menjelaskan bahwa penggunaan teknologi pengecoran yang tinggi dalam industri otomotif walau membutuhkan biaya yang sangat mahal, akan memberikan nilai ekonomis yang baik dari sisi produksi dan penjualan. Teknologi pengecoran yang tinggi seperti low pressure aluminium die casting (LPDC) dan high pressure aluminium die casting (HPDC) akan menghasilkan produk cacat (reject) yang jauh sangat rendah bila dibandingakan dengan gravity casting, sehingga dapat mengurangi ongkos produksi. Biaya produksi yang dapat ditekan lebih rendah membuat produk otomotif dapat dijual dengan harga yang lebih murah dengan mutu yang baik. Konsep seperti inilah yang selalu dijalankan ADM, sehingga tidak heran bila penjualan mobil kelas MPV (multi purpose vehicle) mampu melewati Honda dan berhasil diekspor ke 44 negara. Jumlah penjualan MPV Daihatsu memang masih di bawah Toyota, hal ini selain dari kebijakan selaku pemegang saham terbesar di Daihatsu, Toyota dengan namanya sendiri sudah jauh lebih menjual dan menguasai pasar mobil dunia.
Sedangkan Agusanto Mulyawan menambahkan bahwa untuk mendapatkan produk yang baik di industri otomotif selain dengan teknogi pengecoran aluminium yang tinggi, juga diperlukan penerapan sistim kendali mutu (quality control) yang ketat. Quality control (QC) sudah harus dijalankan pada saat proses peleburan aluminium, yaitu melalui cek komposisi kimia. Kandungan kima dari bahan aluminium cair harus dipastikan sesuai dengan yang diinginkan. Bila tidak sesuai, sifat mekanis produk coran baik itu cylinder block, cylinder head dan crankshaft menjadi tidak optimal seperti mudah pecah, getas atau kurang ulet. Oleh karena itu sebagai lanjutan proses QC, pengujian metalografi, uji tarik, uji kekerasan dan x-ray untuk mengetahui cacat produk coran secara acak tetap harus dilakukan.
Selanjutnya Edy Sulistiyono, berbagi informasi mengenai tantangan industri otomotif ke depannya yaitu dimulainya era industri 4.0 yang ditandai dengan tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Era dimana sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif sudah menjadi keharusan. Artinya industri otomotif akan menjadi tertinggal bilamana tidak menerapkan industri 4.0, begitupun dengan teknologi pengecoran aluminium. Proses yang cepat, bersih dan mutu tinggi yang dijalankan dengan penggunaan robot yang terintegrasi dengan koneksi internet akan dihadapi oleh lulusan metalurgi dan material ke depannya. Semakin melengkapi diri dengan pengetahuan industri 4.0 ini akan menjadi nilai tambah sarjana teknik metalurgi dan material.
Sharing Session Alumni kepada Mahasiswa FT Metalurgi dan Material UI
Selain pengetahuan tentang teknologi pengecoran aluminium di industri otomotif, Agusanto Mulyawan juga memberi tips dan tricks dalam melamar pekerjaan di perusahaan otomotif bagian pengecoran aluminium. Pengetahuan tambahan ini adalah bekal yang penting bagi adik kelas ketika akan menghadapi wawancara yang mana leadership, team work dan kemampuan komunikasi harus benar-benar terlihat telah dimiliki dengan baik.
Para alumni yang telah mengorbankan waktu kerjanya dari pukul 9 sampai 12 siang dalam berbagi pengetahuan untuk adik-adik mahasiswa, meyakinkan lagi betapa proses pengecoran tidak akan bisa lepas dari dunia industri otomotif. Hal yang membanggakan bagi Indonesia bahwa bahan baku aluminium dapat dikatakan seratus persen diperoleh dari lokal, namun untuk bahan scrapnya masih sulit didapatkan. Walau kedepannya perkembangan teknologi otomotif akan mengarah ke mobil listrik, namun perubahan ini tidak akan berlangsung dengan cepat karena masih terbentur dengan peraturan pemerintah yang terkait dengan ukuran cc dalam sistim perpajakan. Artinya pengecoran aluminium untuk pembuatan mesin masih tetap dibutuhkan seperti yang ditegaskan oleh Agusanto Mulyawan.
Acara sharing session pengecoran aluminium di industri otomotif ini tidak hanya penting bagi adik-adik kelas, tetapi juga berguna bagi alumni lainnya. Seperti misalnya yang berkerja di perusahaan pemasok alat-alat pengujian antara lain alat potong sampel uji dan consumable, pengujian metalografi, kekerasan, uji tarik/tekan dan kalibrasi. Alat-alat tersebut merupakan bagian sistim pengendalian mutu atau QC dari proses pengecoran aluminium sebagaimana yang dipasok oleh PT Ostenco Promitra Jaya sejak tahun 1990 yang mana beberapa alat-alat pengujian terutama uji tarik/tekan atau UTM merek Hung Ta telah dimiliki oleh ADM. Harapan ke depannya alat-alat pengujian ini dapat menjadi pilihan utama PT TMMIN, PT HPM, perusahaan otomotif lainnya dan seluruh laboratorium fakultas teknik perguruan tinggi di Indonesia.(*)