Sejak ditemukannya oleh Tinius Olsen tahun 1880, insinyur kelahiran Norwegia yang berimigrasi ke Amerika pada tahun 1869 membuat dunia perindustrian baja semakin berkembang dan maju. Olsen telah mampu menggabungkan pengujian tarik dan tekan dengan menggunakan satu mesin pengujian saja.
Selain lebih praktis, pengujian baja semakin mudah serta biaya dan waktu pengujian lebih hemat dan cepat. Atas penemuannya ini, Olsen memperoleh beberapa penghargaan.
Awal mula diperlukan alat pengujian tarik dan tekan terhadap material logam khususnya baja, dikarenakan banyaknya peristiwa kecelakaan pada ketel uap (boiler) yang digunakan sebagai energi penggerak pabrik, kapal uap dan lokomotif pada tahun 1800-an. Puncaknya adalah pada 27 April 1865, 3 ketel uap kapal “Sultana” meledak di sungai Mississippi, Amerika Serikat dengan merenggut korban jiwa sebanyak 1192 orang. Oleh karena itu agar tidak terjadi berulangnya kecelakaan pada mesin ketel uap, maka diperlukan material baja yang kuat dan mampu menahan tekanan maksimum ketel uap tanpa perlu pecah dan meledak.
Untuk mengetahui kekuatan material logam, diperlukan alat uji merusak (destructive testing) seperti UTM (universal testing machine). Penemuan Olsen telah banyak membantu industri pembuat mesin ketel uap dalam memilih jenis material baja yang tepat untuk digunakan dan mengurangi jumlah peristiwa kecelakaan akibat meledaknya ketel uap. Sejak penemuan UTM ini, membuat maraknya penggunaan alat-alat pengujian sebagai proses pengendalian mutu material. Teknologi UTM ciptaan Olsen pun sudah banyak perusahaan yang mengadopsi dan mengembangkannya dengan penggunaan gerakan fluida hidrolis servo pada tahun 1920-an. Adanya teknologi servo ini, membuat gerakan tarik dan tekan mesin UTM menjadi semakin terkontrol dan mulus sehingga hasil pengujian yang diperoleh semakin akurat dan presisi.
Salah satu perusahaan yang menggunakan teknologi tersebut adalah Hung Ta, perusahaan Taiwan yang telah mengkhususkan untuk membuat alat-alat pengujian tarik dan tekan sejak tahun 1975. Mesin-mesin UTM buatan Hung Ta telah merambah ke Indonesia sejak tahun 1990 melalui agen tunggalnya PT Ostenco Promitra Jaya. Sudah ratusan mesin UTM Hung Ta tersebar di Indonesia mulai dari perindustrian seperti pabrik baja, otomotif, oil dan gas, kabel listrik, kayu, plastik, busa kursi, balai-balai pengujian seperti pekerjaan umum, laboratorium bahan dan material dan dunia pendidikan seperti politeknik dan perguruan tinggi. Daftar pelanggan PT Ostenco pengguna mesin UTM Hung Ta dapat dilihat di website http://www.ostenco.co.id/customer.html.
HT-2101 Salah Satu UTM Produk Hung Ta
Ternyata dalam perkembangannya dari masa ke masa, UTM tidak lagi hanya berfungsi sebagai alat pemilihan material baja untuk pembuatan ketel uap, tetapi juga sangat diperlukan untuk menjaga mutu produk dengan bahan material non logam juga. Bahkan tak dapat dipungkiri lagi UTM telah banyak menghasilkan lulusan tenaga terampil, ahli dan ilmuwan mulai dari D3 sampai professor.(*)