Center of Testing Machine in Indonesia

Terlepas dari kontroversi bahaya efek samping penggunaan briket sebagai bahan bakar rumah tangga dan industri, namun kebutuhan briket masih tetap tinggi. Peluang ekspor tetap terbuka lebar, karena bahan bakar briket arang dan batu bara 50% lebih murah dibandingkan dengan gas.

Namun untuk menembus pasar luar negeri, ada persyaratan standar yang harus dipenuhi antara lain ASTM D 3172-89: Standard test method for fixed carbon in activate carbon, ASTM D 2866-94: Standard test method for total ash content of activate carbon, ASTM D 5832-95: Standard test method for volatile matter content of activate carbon, ASTM D2677-67T standard test method for lightability of barbeque briquets, ASTM D440-49 standard method of drop shatter test for coal, dan ASTM C773-88(2016) Standard Test Method for Compressive (Crushing) Strength of Fired Whiteware Materials.

Dari beberapa standard di atas dua terakhir sangatlah penting karena lebih mengutamakan persyaratan kekuatan dari briket tersebut. Briket yang bisa berasal dari batu bara disebut briket batu bara atau  yang berasal dari serbuk kayu, tempurung kelapa, kulit pisang, sisa tumbuhan biasanya dinamakan briket arang. ASTM D440-49 adalah menguji kekuatan pecah briket ketika dijatuhkan dua kali dari ketinggian 1.83 m. Pengujian ini selain untuk mengetahui kekuatan pecah, juga untuk melihat kestabilan ukuran briket. Sedangkan  ASTM C773-88(2016) untuk mengetahui kekuatan briket ketika diberi beban sampai hancur pada mesin uji tekan. Briket yang memiliki kekuatan pecah yang baik, lebih disukai karena tidak mudah hancur pada saat pengepakan dan pengiriman. Ukuran briketnya tetap terjaga stabil, tidak berkurang dan sesuai yang diinginkan.

Beban yang diberikan pada mesin tekan untuk pengujian kekuatan tekan briket umumnya berkisar antara 12 - 50 kg dengan target kelulusan adalah 375 kPa menurut pendapat S.R Richards dalam jurnalnya yang berjudul “Physical Testing of Fuel Briquettes” tahun 1989. Gambar di bawah adalah proses pengujian briket batubara dan tabel hasil pengujian yang dibahas dalam jurnal S.R Richards.



Kekuatan tarik dari briket menurut P. Venter dan N. Naude dalam jurnalnya yang berjudul “Evaluation of some optimum moisture and binder conditions for coal fines briquetting” pada tahun 2015 ditentukan oleh bahan pengikat, waktu proses pengikatan dan kandungan air. Dalam penelitian P. Venter dan N. Naude, terlihat bahwa semakin lama proses pengikatan dan kandungan air yang sedikit, akan meningkatkan kekuatan briket.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh S.R Richards, P. Venter dan N. Naude tentunya harus menjadi perhatian pelaku bisnis briket batu bara dan arang. Alat pengujian kekuatan tekan untuk mengetahui kekuatan briket harus tersedia. Mesin Hung Ta dengan tipe HT-2328 dengan kapasitas 50 kg adalah sangat tepat untuk digunakan sebagai alat penguji kekuatan tekan briket.

Adalah PT Ostenco Promitra Jaya sebagai agen tunggal dari alat pengujian tarik dan tekan merek Hung Ta produk Taiwan yang salah satunya HT-2328, dengan teknisi terampil dan handal yang dimilikinya, selalu siap mendukung kemajuan industri yang mengutamakan mutu. Briket batu bara dan arang yang bermutu tinggi dapat meningkatkan penjualan dan membuat industri briket semakin berkembang dan maju bila didukung oleh alat-alat pengujian seperti mesin HT-2328.(*)